Sajak
Tajuk: Menggarap Semangat Adikara
(Dideklamasi pada majlis Wacana Kememerlangan Akademik JAIP 07)
(Deklamator 1)
Jerih moyangmu melontar ingatan
untuk kau anak cucu
yang hatimu selalu alpa memegang janji
untuk menopang madrasah suci yang
moyangmu dirikan tiang serinya.
untuk terus kau tegakkan pasak akidahmu,
rabung syariatmu dan
mimbarnya jadikanlah tapak-tapak pencuci akhlak
Madrasah itu sejak usulnya,
menampan panas carik mentari
dari zaman ke zaman
dan menepis jarum halus dari Barat ke Timur.
Pada ketika alpanya diri.
Perlukah kau gamit jari-jemarimu?
dari satu simpang ke satu simpang
mencari ihsan dan bantuan
kerana tiada upayamu
menangkis hujan turun merobek bumbung syariatmu
menggugat pasak aqidah madrasahmu
dan mereput patah gelegar mimbar akhlakmu
Sedangkan baru semalam kau disepuh
celupan kudrat kudrat Tuhanmu
yang sepatutnya sudah mengakarumbi membenih keberanian
mengibas hujan yang rembes membasah
bangsamu.
(Deklamator 2)
Moyangmu telah lama ditelan bumi
Jasadnya tidak lagi terpacak menugal nasihat
tentang khasiat penyubur iman
tentang hikmat damai teduhan syariat.
Dan kau yang ditinggalkan
Mesti menjadi lebih upaya
Bukan secukup memeluk tiang seri
Atas hasrat menyata diri ada di situ
Malah kautambahlah selasar ilmumu
Luaskan taman halaqahmu
Riuhkan gelanggang zikrullah
Dengan ratib tinggalan nabi
Dan darjat anak didikmu kaulontar setingginya
Dengan tenaga hirupan ilmu
Yang kaucucur dari salur-salur pendapat baru
Berupa rencah kekuatan zaman
Sehingga jadilah mereka mujaddid
yang mampu memahat hukum-hukum baru
mengukuh syariat agama ini.
Demikian anak-anak ini yang mengerti
Pastikan ia menerjah jalur– jalur lebar
Membentuk seri pelanggi tujuh warna
Mewajah roman-roman seni
dan mencatat gurisan nilai diri
Merdekalah engkau di bawah payung Ilahi
dengan akal bertunjang tawheed
dengan gerak sebebas pahlawan
merempuh benteng-benteng kejahilan
menyusun sempadan baru
sebuah dunia serasi zamanmu.
(sajak ini dimuatkan dalam antologi ' HijrahMusafir ' DPMP 2008
Tiada ulasan:
Catat Ulasan